Judul
opini diatas, merupakan sebuah slogan Perpustakaan. Slogan tersebut
sering kita lihat di berbagai media. Sarana pintar buat pintar,
merupakan sebuah kalimat yang terdiri dari beberapa suku kata, guna
mempertegas maksud keberadaan sebuah lembaga yang bernama Perpustakaan.
Perpustakaan sendiri merupakan suatu unit kerja dari suatu badan atau
lembaga tertentu, yang mengelola bahan – bahan pustaka, baik berupa buku
– buku maupun bukan berupa buku (Nonbook Material), yang diatur secara
sistematis menurut aturan tertentu, sehingga dapat digunakan sebagai
sumber informasi oleh setiap pemakainya (
Wahyu Supianto, 2008)
Perpustakaan dan Pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat
terpisahkan. Perpustakaan berfungsi sebagai salah satu faktor yang
mempercepat akselerasi transfer ilmu pengetahuan. Sedangkan pendidikan,
merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui
proses pembelajaran, atau dengan cara lain yang dikenal dan diakui oleh
masyarakat. Didalam Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang sistem
pendidikan nasional, pemerintah harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu secara relevansi dan efisiensi
manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan, sesuai dengan tuntunan
perubahan kehidupan lokal, nasional dan global.
Sebagai sebuah lembaga yang memberikan kontribusinya dalam bidang
pendidikan, maka perpustakaan memiliki nilai – nilai pendidikan,
edukatif dan ilmu pengetahuan. Orang yang mau membaca dan belajar, dapat
memanfaatkan Perpustakaan sebaik – baiknya. Pendek kata, siapapun yang
ingin pandai, menambah pengetahuan, keterampilan, dan wawasannya mesti
belajar ( membaca), sementara itu, sumber membaca / belajar yang relatif
lebih lengkap dan secara konferhensif tersedia adalah Perpustakaan.(
Sutarno, 2008 ).
Bila melihat tujuan dari didirikannya sebuah Perpustakaan, akan tampak
begitu besar manfaat yang dapat diambil. Adapun beberapa tujuan
tersebut yaitu :
- Menimbulkan rasa cinta untuk membaca.
- Memperluas dan memperdalam penguasaan ilmu pengetahuan.
- Mengembangkan kemampuan belajar.
- Membantu mengembangkan kemampuan bahasa dan daya pikir.
- Pemeliharaan bahan pustaka secara baik.
- Memberikan kemudahan temu kembali informasi.
- Menunjang kegiatan belajar mengajar.
- Tempat rujukan untuk mencari informasi, guna pembuatan karya ilmiah maupun penelitian.
Bila ditinjau dari sisi pandang yang lebih luas, maka peran perpustakaan
bertindak sebagai agen perubahan, pembangunan, dan teknologi. Perubahan
selalu terjadi seiring dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu,
eksplore dan berbudaya. Oleh karena itulah perpustakaan mempunyai andil
yang besar dalam proses maju mundurnya dunia pendidikan.
Tenaga Perpustakaan
Pengelolaan sebuah perpustakaan, apakah itu Perpustakaan Umum,
Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Perguruan Tinggi pasti harus
ditunjang oleh tenaga – tenaga yang terampil. Ini merupakan sebuah
konsekkuensi yang harus dipenuhi. Karena memang perpustakaan dibangun
untuk dapat mencerdaskan masyarakat. Oleh sebab itu, seorang pengelola
perpustakaan yang menjadi ujung tombak di perpustakaan, haruslah orang –
orang yang benar – benar terlatih dan mempunyai keterampilan khusus.
Terlihat jelas dalam penerimaan CPNS tahun 2009 beberapa waktu yang
lalu, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten yang ada di Bangka
Belitung, hampir semuanya membuka formasi Pustakawan, baik tingkat
Sarjana (S1) maupun Ahli Madya (D3). Seperti yang sudah dibayangkan,
pelamarnya juga tidak banyak, hanya ada 2 atau 3 orang saja. Bahkan
diakhir hari penuntupan lamaran, ada kabupaten yang masih kososng
pelamaranya khususnya untuk tenaga Pustakawan. Ini menunjukkan tingkat
kebutuhan Pustakawan di Bangka Belitung sangat tinggi.
Kenapa harus Pustakawan yang bekerja di Perpustakaan? Kenapa bukan
sarjana lain saja? padahal kerjanya kan, hanya meminjamkan dan menyusun
buku semata? dan ini tentu sangat mudah. Itulah anggapan sebagian dari
masyarakat, terhadap tenaga perpustakaan. Sesungguhnya tidak demikian,
pekerjaan yang ada di perpustakaan bukan hanya peminjaman dan penyusunan
buku saja. Banyak pekerjaan lain diluar peminjaman dan penyusunan buku,
seperti pengolahan koleksi pustaka, proses pembuatan kartu catalog,
proses automasi bahan pustaka yang semuanya memerlukan keahlian khusus,
dan ini hanya bisa dikerjakan oleh seorang Pustakawan.
Hal lain yang harus diperhatikan juga, seiring dengan kemajuan informasi
yang begitu cepat perkembangannya, perpustakaan dituntut untuk lebih
berkembang, untuk itu dibutuhkan Sumber Daya Manusia ( SDM) yang
memiliki daya pikir, kemampuan mengembangkan dan mempunyai gagasan untuk
mengembangkan perpustakaan, bukan hanya sekedar menjadi pegawai
pelengkap di sebuah Perpustakaan.
Sebuah perpustakaan sedapat mungkin merekrut, menempatkan setiap tenaga
kerja, sesuai dengan kemampuan, dan keahlian ( the right man in the righ
place). Karena memang segala sesuatunya mesti dimulai dari faktor
manusia, mereka merupakan pemikir, penggerak, pelaksana dan sekaligus
pengawas atas jalannya organisasi dalam mencapai tujuannya.
Hal lain yang perlu diingat adalah seorang pegawai perpustakaan bukanlah
pegawai buangan, artinya bila ada pegawai yang tidak memiliki kemampuan
apa – apa, lantas dia ditempatkan di perpustakaan, ini merupakan sikap
yang salah dan harus dirubah.
Perpustakaan sebagai pusat sumber belajar, sebagai pusat sumber
pembelajaran, pusat kegiatan sosial, pusat kebudayaan bangsa dan pusat
informasi, sangat membutuhkan dukungan dari berbagai macam komponen
seperti pemerintah daerah maupun pimpinan lembaga dimana perpustakaan
itu bernaung. Hal ini diperlukan agar sebuah Perpustakaan dapat
menunjang program – program lembaga induknya. Jayalah Perpustakaan
Indonesia.
( Tulisan ini pernah dipublikasikan Harian Pagi Bangka Pos Edisi Rabu
tanggal 2 Desember 2009). Terdapat kesalahan nama pada saat publikasi,
Tertulis nama Asyraf Suryadin seharusnya Muktamarudin Fahmi. Sudah diralat pada edisi Kamis tanggal 03 Desember 2009 )
Written By : Muktamarudin Fahmi, A.Md
PUSTAKAWAN UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar